Latest Music :
Home » , » Kliping Agama Islam 2

Kliping Agama Islam 2

Senin, 23 April 2012 | 0 komentar


Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yg memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adl mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Menurut Hasan Langgulung yg dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :
  • Menyiapkan generasi muda utk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yg akan datang. Peranan ini berkaitan erat dgn kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
  • Memindahkan ilmu pengetahuan yg bersangkutan dgn peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
  • Memindahkan nilai-nilai yg bertujuan utk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yg menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
  • Mendidik anak agar beramal di dunia ini utk memetik hasil di akhirat.
Sedangkan tujuan pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
  • Untuk membentuk akhlakul karimah.
  • Membantu peserta didik dalam mengembangkan kognisi afeksi dan psikomotori guna memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai pedoman hidup sekaligus sebagai kontrol terhadap pola fikir pola laku dan sikap mental.
  • Membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dangan membentuk mereka menjadi manusia beriman bertaqwa berakhlak mulia memiliki pengetahuan dan keterampilan berkepribadian integratif mandiri dan menyadari sepenuh peranan dan tanggung jawab diri di muka bumi ini sebagai abdulloh dan kholifatulloh.
 Pendidikan Agam Islam

Pembunuhan Dalam Hukum Islam


Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum.
Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya.
Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom.

Pembunuhan ada 3 macam, yaitu :
  • Membunuh dengan sengaja
  • Membunuh seperti di sengaja
  • Membunuh tersalah

Dasar hukum larangan membunuh

membunuh adalah perbuatan yang di larang dalam Islam, karena islam menghormati dan melindungi hak hidup setiap manusia. Allah berfirman dalam surah al isra :33 yang artinya
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang di haramkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu alasan yang benar"
Dalam ajaran agama Katolik, larangan untuk membunuh ditemukan dalam Sepuluh Perintah Allah kelima, "Jangan Membunuh". Dalam Gereja Katolik, implikasinya luas, termasuk juga larangan untuk membunuh kandungan aborsi, euthanasia, dan bunuh diri, terkecuali pembunuhan karena membela diri terhadap serangan orang lain. Dalam konteks yang lebih luas, perintah "jangan membunuh" ini diserukan untuk menghindari perang selama dimungkinkan, untuk mencegah pertumpahan darah yang besar.[1]

Sulaiman

Sulaiman (bahasa Arab:سليمان; bahasa Ibrani: שְׁלֹמֹה; bahasa Ibrani Standar: Šəlomo; bahasa Ibrani Tiberia: Šəlōmōh, bermakna "damai") (sekitar 975-935 SM)[1] merupakan seorang raja Israel, dan anak Raja Daud. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Sejak kecil ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya.[rujukan?] Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM.[rujukan?] Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina. Sulaiman diagungkan sebagai salah satu dari empat raja yang berhasil menaklukkan sebagian besar bumi, diantaranya adalah Dzul Qarnain, Bukhtanasar dan Namrudz.[2]

Raja segala makhluk

Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan Israil. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga atas binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatang
Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.

Wafatnya Sulaiman

Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kursi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah: "Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan."

Nuh

Nuh (Ibrani: נוֹחַ, ; Tiberias: נֹחַ; Arab: نوح) (sekitar 3993-3043 SM) adalah seorang rasul yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Quran. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di wilayah Selatan Irak modern. Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru[5] dan 43 kali dalam Al-Quran.

Menurut Al-Qur'an, ia memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet. Namun Alkitab hanya mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem, Ham, dan Yafet. Kitab Kejadian mencatat, pada jamannya terjadi air bah yang menutupi seluruh bumi; hanya ia sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya) dan binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh yang selamat dari air bah tersebut. Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali me-repopulasi bumi.
Nuh adalah Rasul Allah yang pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf Nabi saja, bukan sebagai Rasul karena mereka tidak memiliki umat atau kaum.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Post


Ramalan

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MOZZA TASK - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Free Blogger Template